Halaman

Sabtu, 29 Januari 2011

HIDROSEPALUS

BAB. I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Hidrosefalus telah dikenal sejak zaman Hipocrates, saat itu Hidrosefalus dikenal sebagai penyebab penyakit ayan.
Disaat ini denga teknologi yang semakin berkembang maka mengakibatkan polusi didunia semakin meningkat pula yang pada akhirnya menjadi factor penyebab suatu penyakit, yang mana kehamilan merupakan keadaan yang sangat rentan terhadap penyakit yang dapat mempengaruhi janinnya, salah satunya adalah Hidrosefalus. Saat ini secara umum insidennya dapat dilaporkan sebesar tiga kasus per seribu menderita Hidrosefalus. Hidrosefalus merupakan penyakit yang sangat memerlukan pelayanan keperawatan khusus.
Peran perawat dalam hal ini adalah membantu menjelaskan pada klien bahwa hidrosefalus merupakan penyakit yang sangat berbahaya dan memerlukan penanganan yang khusus .
Komplikasi
Berdasarkan hal tersebut di atas maka kelompok mengambil kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Hidrosefalus”.







B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Diharapkan agar mahasiswa dapat mempelajari dan memahami tentang Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hidrosefalus.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan Mahasiswa mampu :
a. Menyebutkan pengertian Hidrosefalus
b. Menyebutkan Etiologi Hidrosefalus
c. Menjelaskan Patofisiologi Hidrosefalus
d. Menyebutkan komplikasi Hidrosefalus
e. Menyebutkan penatalaksanaan Hidrosefalus
f. Menjelaskan pengkajian pada klien anak dengan Hidrosefalus
g. Menyebutkan diagnosa keperawatan pada kasus Hidrosefalus
h. Menyebutkan perencanaan keperawatan pada kasus Hidrosefalus
i. Menyebutkan pelaksanaan keperawatan secara teori
j. Menyebutkan evaluasi Keperawatan secara teori















BAB. II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Hidrosefalus adalah akumulasi cairan serebro spinal dalam ventrikel sebral, ruang subarachniod atau ruang subdural. ( Suriadi dan Yuliani , 2001 )
Hidrosefalus adalah timbul bila ruang cairan serebro spinallis internal atau eksternal melebar. ( Mumenthaler , 1995 )
Hidrosefalus adalah keadaan fatologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebro spinalis tanpa atau pernah dengan tekanan intracranial yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya cairan serebro spinal . ( Ngastiyah , 2005 )

B. Etiologi
Adapun penyebab dari Hidrosefalus adalah terjadi sebagai akibat dari obstruksi, gangguan absorbsi atau kelebihan produksi cairan serebro spinal dan terdapat penyumbatan aliran css pada salah satu tempat pembentukan css dalam system ventrikel dan tempat absorsi dalam ruang subraraknoid.

C. Patofisiologi
1. Proses penyakit
Hidrosefalus terjadi karena adanya gangguan absorbsi cairan serebro spinal dalam subarachnoid dan atau adanya obstruksi dalam ventrikel yang mencegah cairan serebro spinal masuk kerongga subaracnoid karena infeksi, neoplasma, pendarahan atau kelainan bentuk perkembangan otak janin, cairan terakumulasi dalam ventrikel dan mengakibatkan dilatasi ventrikel dan penekanan organ – organ yang terdapat dalam otak.






Infeksi, neoplasma, pendarahan
Malformasi perkembangan otak janin..





Gangguan absorpsi aliran serebrospinal Obstruksi aliran cairan serebros
Diruang subarachoid ( communicating pinal melalui system ventrikel
Hidrosefalus ) non communication hidrosefalus.




Akumulasi cairan serebrospinal diventrikel


Ventrikel diatas menekan organ – organ yang
Terdapat didalam otak diventrikel .


3. Manifestasi Klinis

Tanda awal dan gejala Hidrosefalus tergantung pada awitan dan derajat ketidakseimbangan kapasitas produksi dan resorbsi CSS. Biasanya pada bayi ditemukan pembesaran pada kepala, fontanel anterior menonjol, vena pada kulit kepala dilatasi dan terlihat jelas pada saat bayi menangis, terdapat bunyi creckedpot ( tanda macewen ), mata terlihat kebawah, mudah terstimulasi, lemah, kemampuan makan kurang, perubahan kesadaran, opisthotonus, dan spatik pada ekstremitas bawah.


D. Komplikasi
1. Peningkatan tekanan intracranial
2. Kerusakan otak
3. Infeksi : seftikemia, endokarditis, infeksi luka, prefitis, meningitis, ventrikulitis,
abses otak .
4. Shunt tidak berfungsi dengan baik akibat abstruksi mekanik
5. Hematomi subdural, peritonitis, abses abdomen, hernia dan ileus
6. Kematian

E. Penatalaksanaan
1 . Terapi
Pada dasarnya ada tiga prinsip dalam pengobatan Hidrosefalus, yaitu :
a) Mengurangi produksi CSS
b) Mempengaruhi hubungan antara produksi CSS dengan tempat absorbsi
c) Pengeluaran likuor ( CSS ) kedalam organ ekstrakanial
2 . Tindakan medis yang bertujuan untuk pengobatan
1 . Non pembedahaan: pemberian acotazolamide dan isosorbide atau farosemide mengurangi produksi cairan serebro spinal.
2 . Pembedahaan : pengangkatan penyebab abstruse mis; neoplasma, kista atau haematom; pemasangan shunt yang bertujuan untuk mengalirkan cairan serebrospinal yang berlebihan dari ventrikel keruang elestra cranial mis; kerongga peritoneum, atrium kanan dan rongga pleura.

F. Pengkajian keperawatan
 Riwayat keperawatan
 Kaji adanya pembesaran kepala pada bayi, vena terlihat jelas pada kulit kepala, bunyi crackedpot, penurunan kesadaran opisthotonus, dan spatik pada ekstremitas bawah.
 Kaji lingkar kepala
 Kaji ubun – ubun bila ia menangis
 Kaji perubahan tanda vital
 Kaji pila tidur, prilaku dan interaksi
G. Diagnosa Keperawatan
1. Ggangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan meningkatnya tekanan intracranial.
2. Kecemasan orang tua berhubungan dengan keadaan anak yang akan mengalami operasi.
3. Kekurangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan intek yang kurang disertai muntah.

H. Perencanaan Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan meningkatnya tekanan intracranial.
Tujuan : Kjien akan merasa nyaman dan nyerinya berkurang.
Kriteria Hasil : Klien menyatakan nyerinya berkurang.
Intervensi : mandiri
a. Menjelaskan penyebab nyeri
Rasional: Mengurangi kecemasan klien dan meningkatkan pengetahuan klien tentang penyebab nyeri.
b. Mengatur posisi klien
Rasional : Mengurangi rasa nyeri sebelah.
Kolaborasi : Pemberian terapi obat analgesic.
2. Kecenasan orang tua berhubungan dengan keadaan anak yang akan mengalami operasi.
Tujuan : Kecemasan orangtua berkurang atau dapat diatasi.
Kriteria hasil : Klien merasa lebih enak disbanding sebelum operasi.
Intervensi mandiri :
a. Menjelaskan kepada orang tua tentang masalah anaknya terutama ketakutannya menghadapi operasi.
Rasional : Mengurangi rasa kecemasan orang tua dengan prosedur yang akan diberikan kepada anaknya nanti.
3. Kekurangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan intek yang kurang disertai muntah.
Tujuan : Tidak lagi terjadi kekurangan cairan dan elektrilit.
Kriteria hasil : Kebutuhan cairan dan elektrolit dapat terpenuhi.
Intervensi mandiri :
a. Kaji tanda – tanda kekurangan cairan.
Rasional : Mengetahui seberapa banyak cairan yang akan diberikan nanti.

b. Monitor intake dan out put.
Rasional : Mengetahui berapa banyak pemasukan dan pengeluaran cairan dalam tubuh kita.

I . Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.

Tahap Pelaksanaan :
a. Review tindakan keperawatan yang mengidentifikasikan pada tahap perencanaan .
b. Menganalisa pengetahuan dan keterampilan dalam keperawatan yang perlu dilakukan.
c. Mengetahui komplikasi dari tindakan keperawatan yang mungkin timbul.
d. Menentukan dan mempersiapkan peralatan yang perlu.
e. Mempersiapkan lingkungan yang kondusif dan nyaman.

J. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dan berasal dari hasil yang ditetapkan dalam rencana asuhan keperawatan, dan bertanggung jawab atas status dan kemajuan kesehatan klien terhadap pencapaian yang diinginkan.
Tahap evaluasi : .
a. Evaluasi proses
Merupakan kegiatan yang dilakukan dengan mengevaluasi selama proses keperawatan berlangsung atau respon klien.
b. Evaluasi hasil :
Merupakan kegiatan evaluasi dengan target tujuan yang diharapkan.
Tujuan tercapai :
Tujuan ini dikatakan tercapai apabila klien tidak menunjukkan perubahaan dan kemajuan yang sesuai dengan criteria yang ditetapkan.






DAFTAR PUSTAKA


Darsono dan Himpunan dokter Spesialis Syaraf Indonesia dengan UGM .2005 . Buku Ajar Neurologi Klinis . Yogyakarta : UGM Press.

Ngastiyah . 2005 . Keperawatan Anak Sakit .Edisi 2 .Jakarta : EGC.

Rita yuliani dan Suriadi .2001 . Asuhan Keperawatan Pada Anak . Edisi 2 . Jakarta : CV. Sagung Seto .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar