Halaman

Sabtu, 29 Januari 2011

HIV/AIDS

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Pengetahuan
Menurut (Blanchard & Thacker, 2004) pengetahuan dikategorikan sebagai berikut :
a. Informasi yang didapatkan dan diletakkan dalam ingatan kita (deklaratif).
b. Bagaimana informasi dikumpulkan dan digunakan ke sesuatu hal yang sudah kita ketahui (procedural).
c. Mengerti tentang how, when, dan why informasi tersebut berguna dan dapat digunakan (strategic).
(www.Damandiri, 2004)
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip, dan prosedur yang secara Probilitas Bayesian adalah benar atau berguna.
Dalam pengertian lain pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan indrawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indra atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalinya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.
Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman indrawi dikenali sebagai pengetahuan empiris atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakukan pengamatan dan observasi yang dilakukan secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang menjadi pengetahuan dekriptif bila seseorang dapat melukiskan dan menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris tersebut. Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk memimpin organisasi dengan sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang manajemen organisasi.
Selain pengetahuan empiris, ada pula pengetahuan yang didapatkan melalui akal budi yang kemudian dikenal sebagai rasionalisme. Rasionalisme lebih menekankan pengetahuan yang bersifat apriori ; tidak menekankan pada pengalaman. Misalnya pengetahuan tentang matematika. Dalam matematika, hasil 1 + 1 = 2 bukan didapatkan melalui pengalaman atau pengamatan empiris, melainkan melalui sebuah pemikiran logis akal budi. (Wikipedia, 2004)
Pengetahuan adalah ilmu yang didapat dengan cara belajar, membaca, dan dari pengalaman.

2. Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan menurut Notoatmodjo (2003) antara lain :
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi suatu objek di dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis merupakan suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penillaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

3. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodje (2002), dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :


a. Secara Tradisional
Cara penemuan tradisional meliputi :
1) Cara coba salah (Trial and error)
Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan bila tidak berhasil, dapat dicoba kemungkinaan yang lain begitu pula seterusnya sampai masalah tersebut terpecahkan.
2) Cara kekuasaan atau otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun menurun dari generasi ke generasi berikutnya. Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pimpinan-pimpinan masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan, dan sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli pengetahuan. Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris atau pun berdasarkan penularan sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa apa yang dikemukakannya adalah benar.


3) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman adalah guru yang terbaik, maksudnya bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.

b. Secara Modern
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan yang sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah.
Kriteria metode ilmiah terdiri dari :
1) Berdasarkan fakta
Informasi-informasi atau keterangan-keterangan yang akan diperoleh penelitian, baik yang akan dikumpulkan maupun dianalisis hendaknya berdasarkan fakte-fakta atau kenyataan-kenyataan, baik berdasarkan pemikiran sendiri atau dugaan-dugaan.
2) Bebas dari prasangka
Penggunaan fakta atau data metode ilmiah hendaknya berdasarkan bukti yang lengkap dan objektif, bebas dari pertimbangan-pertimbangan subjektif.
3) Menggunakan prinsip analisis
Fakta atau data yang diperoleh melalui penggunaan metode ilmiah tidak hanya apa adanya. Fakta serta kejadian-kejadian tersebut harus dicari sebab akibatnya atau alasan-alasannya dengan menggunakan prinsip analisis.
4) Menggunakan hipotesa
Hipotesis atau dugaan sementara diperlukan untuk memandu jalan pikiran ke arah tujuan yang akan dicapai.
5) Menggunakan ukuran objektif
Pelaksanaan penelitian atau pengumpulan data harus menggunakan ukuran-ukuran yang objektif. Ukuran tidak boleh dinyatakan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan subjektif (pribadi).

4. Remaja
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Batas usia remaja berbeda-beda sesuai sosial budaya setempat.
Menurut WHO (Badan PBB Untuk Kesehatan Dunia) batas usia remaja adalah 12-24 tahun. Sedangkan dari segi program pelayanan definisi remaja yang digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10-19 dan belum menikah. Sementara itu menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi) batas usia remaja adalah 10-21 tahun. (www.BKKBN)

5. HIV/AIDS
a. Pengertian
1) Virus HIV
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun. (http://organisasi.com, 2006)
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah mikro organisme yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. (http://pmi, 2007)
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sebuah retrovirus yang menginfeksi sel sistem kekebalan tubuh manusia-terutama CD4 + T cell dan macrophage, komponen vital dari sistem-sistem kekebalan tubuh “tuan rumah” - dan mengancurkan atau merusak fungsi mereka. Infeksi dari HIV menyebabkan pengurangan cepat dari sistem kekebalan tubuh, yang menyebabkan kekurangan imun. HIV merupakan penyebab dasar AIDS.
HIV adalah anggota dari genus lentivirus (1), bagian dari keluarga retroviridae (2) yang ditandai dengan periode latensi yang panjang dan sebuah sampul lipid dari sel - host awal yang mengelilingi sebuah pusat protein / RNA. Dua spesies HIV menginfeksi manusia : HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 adalah yang lebih “virulent” dan lebih mudah menular, dan merupakan sumber dari kebanyakan infeksi HIV di seluruh dunia ; HIV-2 kebanyakkan masih terkurung di Afrika Barat (Reeves and Doms, 2002). Kedua spesies berawal di Afrika Barat dan Tengah, melompat dari primata ke manusia dalam sebuah proses yang dikenal sebagai zoonosis.
(www.wikipedia.com, 2004)
HIV adalah virus yang menyebabkan AIDS. HIV menyerang sistem daya tahan badan*, menyebabkan badan lemah dan tidak berupaya melawan jangkitan penyakit. Jika seseorang disahkan dijangkiti HIV, orang itu dipanggil positif-HIV (HIV+) tetapi tidak semestinya dia menghadapi AIDS. (www.afa, 2000)
HIV adalah singkatan dari pada Human Immunodeficiency Virus, yaitu sejenis virus yang bertindak dengan melemahkan dan memusnahkan sistem daya tahan badan manusia. Virus HIV telah dikenal pasti sebagai virus yang menyebabkan AIDS. (www.sabah, 2007)
HIV adalah penyakit yang dapat menyebabkan kematian, yang disebabkan oleh melemahnya sistem kekebalan tubuh sehingga memudahkan manusia terserang penyakit lainnya.
2) Penyakit AIDS
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan dampak atau efek dari perkembangbiakan virus HIV dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 dalam sel darah putih yang banyak dirusak oleh virus HIV.
(http://organisasi, 2006)
AIDS (Acquired Immune Defficiency Syndroms) kumpulan gejala penyakit karena menurunnya sistem kekebalan tubuh manusia yang diakibatkan oleh virus yang disebut HIV.
(http://pmi, 2007)
AIDS adalah nama yang yang diberi kepada sekumpulan penyakit yang menjangkiti orang yang HIV+. Ia berlaku apabila sistem daya tahan badan orang tersebut menjadi semakin lemah dan tidak berupaya melawan penyakit. (www.afa, 2000)
AIDS merujuk kepada kumpulan penyakit-penyakit yang dihadapi oleh orang-orang yang dijangkiti virus HIV, akibat sistem daya tahan badan mereka yang telah lemah atau musnah.
Acquired : Diperoleh dengan melakukan sesuatu, yakni bukan semula jadi
Immune : Merujuk kepada sistem daya tahan badan
Deficiency ; Kekurangan atau kelemahan. Dengan itu, immunodeficiency bermakna sistem daya tahan yang telah lemah dan kurang berupaya melawan penyakit yang biasanya mudah dihapuskan
Syndrome : Merujuk kepada sesuatu yang keadaan, gejala atau tanda.
Sistem daya tahan badan seseorang yang telah dijangkiti oleh virus HIV boleh menjadi begitu lemah, sehingga ia tidak dapat melawan anasir-anasir yang menggangu sistem badannya, sekalipun penyakit-penyakit tadi biasanya ringan dan senang disembuh. (www.sabah, 2007)

b. Cara Penularan
Metode / teknik penularan dan penyebaran HIV / AIDS, yaitu :
1) Darah
Contoh : transfusi darah, terkena darah HIV + pada kulit yang terluka, terkena darah menstruasi pada kulit yang luka, jarum suntik dan sebagainya.
2) Cairan semen, air mani, sperma dan peju pria
Contoh : laki-laki berhubungan badan tanpa kondom atau pengaman lainnya, oral seks, dan sebagainya.

3) Cairan vagina pada perempuan
Contohnya : wanita berhubungan badan tanpa pengaman, pinjam-meminjam alat bantu seks, oral seks dan lain-lain.
4) Air susu ibu / ASI
Contohnya : bayi minum ASI dari wanita HIV +, laki-laki meminum susu ASI pasanganya, dan lain sebagainya.
(http://organisasi, 2006)

Cara penularannya meliputi
1) Lewat transfusi darah yang telah tercemar HIV
2) Lewat jarum suntik yang telah tercemar akupunctur, tindik, tato dan pisau cukur yang berganti-gantian, alat facial
3) Cairan sperma dan cairan vagina
4) Lewat air susu ibu
5) Dari ibu kepada anak yang dikandung (25%)
(http://pmi, 2007)

c. Media Penularan
1) Cairan darah dan produk darah
2) Cairan sperma
3) Cairan vagina
(http://pmi, 2007)

HIV/AIDS tidak menular melalui
1) Makan minum bersama
2) Fasilitas umum seperti WC umum, telepon umum
3) Gigitan nyamuk
4) Lewat keringat, air mata
5) Bersenggolan, berjabat tangan, cium pipi, rangkulan, berenang bersama
(http://pmi, 2007)

d. Tanda dan Gejala Penularan
Gejala yang sering ditemukan namun bukan pasti penderita HIV/AIDS hanya perkiraan :
1) Demam dalam waktu lama
2) Diare berkepanjangan
3) Berat badan turun dengan cepat
4) Gatal dan infeksi kulit yang sulit sembuh
5) Infeksi jamur pada mulut
6) Pembengkakan kelenjar getah bening
Secara pasti hanya dapat diketahui melalui pemeriksaan darah. (http://pmi, 2007)

e. Pencegahan
1) Umum
a) A = Abstinance (tidak mengadakan hubungan seksual dengan orang lain kecuali dengan pasangan sendiri)
b) B = Be Faithful (setia kepada pasangan)
c) C = Condom (gunakan kondom agar tidak tertular)
d) D = Drug (jangan menggunakan obat terlarang terutama dengan suntikan)
e) E = Equipment (gunakan alat steril untuk kepentingan apa saja)
2) Pengguna Napza
a) Berhenti menggunakan sebelum tertular
b) Atau paling tidak, tidak memakai jarum suntik
c) Atau paling tidak sekali pakai, buang jarum suntik
d) Atau paling tidak pakai berulang tapi untuk sendiri saja
e) Atau paling tidak pakai bergantian, tapi steriliasi dulu
3) Untuk Remaja
a) Tidak melakukan seks pranikah
b) Mencari info tentang HIV/AIDS
c) Mendiskusikan HIV/AIDS
d) Tidak menggunakan Napza (khususnya metode suntik)
(http://pmi, 2007)

1) Perawatan
Perawatan dilakukan dengan mengingat prinsip-prinsip isolasi protektif dan isolasi preventif.
2) Rehabilitasi/Edukasi
Rehabilitasi ditujukan pada pengidap atau pasien AIDS dan keluarga atau orang terdekat, dengan melakukan konseling yang bertujuan untuk :
a) Memberikan dukungan mental-psikologis
b) Membantu mereka untuk bisa mengubah perilaku resiko tinggi menjadi perilaku yang tidak beresiko atau kurang beresiko
a) Mengingatkan kembali tentang cara hidup sehat, sehingga bisa mempertahankan kondisi tubuh yang baik.
b) Membantu mereka untuk solusi permasalahan yang berkaitan dengan penyakitnya, antara lain bagaimana mengutarakan masalah pribadi dan sensitif kepada keluarga dan orang terdekat.


3) Edukasi
Edukasi pada masalah HIV/AIDS bertujuan untuk mendidik pasien dan keluarganya tentang bagaimana mengahadapi kenyataan hidup bersama AIDS, kemudian diskriminasi dari masyarakat sekitar, bagaimana tanggung jawab keluarga, teman dekat atau masyarakat lain. Pendidikan juga diberikan tentang cara hidup sehat, mengatur diet, menghindari dari kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan, a.l. rokok, minuman keras narkotika dan sebagainya.




















B. Kerangka Teori













Modifikasi dari teori H.R. Blum, 1994 dan Green, 1980














C. Kerangka Konsep








Keterangan :

: Diteliti

: Tidak Diteliti






















D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana pengetahuan remaja SMA Negeri 3 Singkawang tentang pengertian HIV/AIDS ?
2. Bagaimana pengetahuan remaja SMA Negeri 3 Singkawang tentang cara penularan HIV/AIDS ?
3. Bagaimana pengetahuan remaja SMA Negeri 3 Singkawang tentang media penularan ?
4. Bagaimana pengetahuan remaja SMA Negeri 3 Singkawang tentang tanda dan gejala HIV/AIDS ?
5. Bagaimana pengetahuan remaja SMA Negeri 3 Singkawang tentang pencegahan dan penatalaksanaan HIV/AIDS ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar