Halaman

Minggu, 06 Februari 2011

HEPATITIS

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian
Hepatitis adalah Peradangan luas pada jaringan hati yang menyebabkan nekrosis dan degenerasi sel.
(Charles J. Reeves, 2001 )
Hepatitis adalah Penyakit yang disebabkan oleh virus, bersifat akut, terutama ditularkan secara parenteral tetapi juga dapat secara oral, melalui hubungan yang antara penderita dengan orang lain, dan dari ibu ke bayi nya.
( Kamus Saku Keperawatan edisi 31 )
Hepatitis adalah infeksi sistematis oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kesimpulan perubahan klinis, biokimia, serta seluler yang khas.
(Elisabeth J. Corwin, 2001 )
Kesimpulan :
Hepatitis adalah Penyakit yang disebabkan oleh virus yang dapat menular ke orang lain, yang bersifat akut dan kronik.


B. Patofisiologi
1. Etiologi
Ada 5 jenis virus penyebab hepatitis :
a. Virus hepatitis A(HAV:hepatitis infeksi)
HAV Disebabkan kontaminasi fecal oral,yang umumnya melalui cairan dan menekan yang terkontaminasi.agen pembawa sangat menular sebelum kemunculan tanda dan gejala,khususnya penyakit kuning.individu yang pindah ke daerah beresiko tinggi harus diimunisasi.
b. Virus hepatitis B(HBV:serum hepatitis)
HBV Disebarkan melalui suntikan “percutaneous inoculation”yang disebabkan instumen atau jarum yang terkontaminasi,kontak dengan cairan tubuh yang terkontaminasi hepatitis B misalnya selama kontak seksual dan lintas tranmisi virus antara banyi dan ibu yang terjadi di rahim,pada kelahiran,selama periode pasca kelahiran.
Satu satunya harapan nyata melawan epidemik melalui imunisasi.
c. Virus hepatitis C(HCV:non A,non B)
HCV disebarkan melalui perenteral khususnya tranfusi darah yang terkontaminasi. para pecandu obat obatan yang mengunakan jarum terkontaminasi,dan melalui kontak dengan cairan tubuh misalnya kontak seksual.
d. Virus hepatitis D(HDV:delta hepatitis)
HDV diesbarkan dengan cara sama seperti HBV dan terikat dengan infeksi.
e. Virus hepatitis E(HEV)
HEV terjadi melalui tramisi oral fecal
2. Proses Perjalanan Penyakit
Kontak caiaran tubuh kontaminasi feses konsumsi alkohol

Virus hepatitis(A.B.C.D.E)
Menyerang hati
Terjadi peradangan dan ingiltrasi pada sel sel parenkim hati
Terjadi pembengkakan dan memblokir sistem aliran empedu
Aliran empedu akan diserap kembali kedalam darah & dibawa tubuh yang mengakibatkan ikterik









Virus hepatitis yang disebabkan oleh kontak cairan tubuh(darah, keringat),kontaminasi feses atau urine dan komsumsi alkohol masuk melalui aliran darah kemudian menyerang hati menyebabkan peradangan dan infiltrat pada hypatocytes oleh sel mononukleus.proses ini dapat menyebabkan degenerasi dan nekrosis sel parenkim hati.respon peradangan menyebabkan pembengkakan dan memblokir sistem drainase hati sehingga terjadi destruksi pada sel hati.keadaan ini menjakan statis empedu bahkan kedalam usus,sehingga meningkat kedalam darah yang disebut hiperbilirubinea,dan meningkat didalam urin yang disebut urobilibogeb serta meningkat pada kulit yang disebut hepatocelluler joundice.
3. Manifestasi klinis
Dibagi dalam 3 stadium:
a. Stadium pra ikterik
Berlangsung selama 4-7 hari pasien mengeluh sakit kepala, emas, anoreksia, mual, muntah, demam, nyeri pada otot, nyeri diperut kanan atas, dan urine lebih menjadi coklat.
b. Stadium ikterik
Berlangsung selama 3-6 minggu. ikterik mula mula terlihat pada klera.kemudian pada kulit, seluruh tubuh, keluhan keluhan berkurang, tetapi pasien masih lemas, anoreksia dan muntah.
c. Stadium pasca ikterik
Ikterik mereda,warna usus dan tinja menjadi normal lagi.


4. Komplikasi
a) Hepatitis kronik yang menetap.
b) Hepatitis kronis yang aktif(serosis hepatis).
c) Karsinoma hepatis.
d) Kematian karena gagal fungsi.

C. Penatalaksanaan
1. Medis
a. Pemeriksaan Diagnostik
 Tes fungsi hati
Abnormal ( 4 – 10 X dari normal ), catatan : merupakan batasan nilai untuk membedakan hepatitis virus dari non-virus
 AST ( SGOT ) / ALT ( SGPT )
Awalnya meningkat, dapat meningkat 1 – 2 minggu sebelum ikterik kemudian tampak menurun
 Darah lengkap
SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM ( gangguan enzim hati ) atau mengakibatkan perdarahan
 Leukopenia
Trombositopenia mungkin ada ( splenomegali )
 Diferensial darah lengkap
Luekositosis, monositosis, limfosit atipikal, dan sel plasma.

 Alkali Fosfatase
Agak meningkat ( kecuali ada kolestasis berat )
 Feses
Warna tanah liat, steatorea ( penurunan fungsi hati )
 Albumin serum
Menurun
 Gula darah
Hiperglikemia transien / hipoglikemia ( gangguan fungsi hati )
 Anti – HAVIgM
Positif pada type A
 HbsAG
Dapat positif ( type B ) atau negative ( type A ), catatan : merupakan diagnostic sebelum terjadi gejala klinik
 Masa protrombin
Mungkin memanjang ( disfungsi hati )
 Bilirubin serum
Diatas 2,5 mg / 100 ml ( bila diatas 200 mg / ml, prognosis buruk mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler )
 Tes ekskresi BSP
Kadar darah meningkat
 Biopsi hati
Menunjukan diagnosis dan luasnya nekrosis
 Skan hati
Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkim
 Urinalisa
Peninggian kadar bilirubin : protein / hematuria dapat terjadi
b. Farmakoterapi
1. Berikan faksin hepatitis
2. Obat antiemetic golongan metoklopramid
3. Berikan vitamin K bila terdapat pemanjangan masa protromlan
2. Keperawatan
a. Pembatasan aktivitas fisik terutama yang bersifat kompetitif
b. Perbaikan hygiene makanan dan minuman
c. Perbaikan hygiene sanitasi lingkungan dan pribadi
d. Isolasi pasien
D. Pengkajian
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan, malaise umum.
2. Sirkulasi
Tanda : bradikardia ( hiperbilirubinemia berat )
Ikterik pada sclera, kulit, membrane mukosa.
3. Eliminasi
Gejala : Urine gelap
Diare konstipasi, feses warna tanah liat
Adanya / berulangnya hemodialisa
4. Makanan dan cairan
Gejala : Hilang nafsu makan ( anoreksia ), penurunan berat
badan atau meningkat ( edema ), mual, muntah
Tanda : Asites
5. Neurosensori
Tanda : Peka ransang, cenderung tidur, letargi, asteriksis.
6. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Kram abdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan atas
Mialgia, artalgia, sakit kepala
Gatal ( pruritus )
Tanda : Otot tegang, gelisah
7. Pernapasan
Gejala : Tidak minat/enggan merokok ( perokok )
8. Keamanan
Gejala : Adanya transfuse darah/produk darah
Tanda : Demam.
Urtikaria, lesi makulopapular, eritema tak beraturan.
Eksaserbasi, jerawat.
Angioma jarring-jaring, eritema palmar, ginekomastia ( kadang-kadang ada pada hepatitis alkoholik ).
Splenomegali, pembesaran nodus servikal posterior.

9. Seksualitas
Gejala : Pola hidup/perilaku meningkat resik terpajan ( contoh homoseksual aktif/beseksual pada wanita )
10. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Riwayat diketahui/mungkin terpajan pada virus, bakteri
atau toksin ( makanan terkontaminasi, air, jarum, alat bedah atau darah ); pembawa ( simtomatik atau asimtomatik ); adanya prosedur bedah dengan anastesia haloten; terpajan pada kimia toksin ( contoh karbon tetraklorida. Vinil klorida ); obat resep ( contoh sulfonamide,fenotiasid, isoniazid ).
Perjalanan/migrant dari cina, afrika, asia tenggara, timur tengah ( hepatitis B ( HB ) endemic diarea ini ).
Obat jalanan ( IV ) atau penggunanan alcohol
Diabetes, GIK, atau penyakit ginjal.
Adanya infeksi seperti flu pada pernapasan atas.
Pertimbangan : DRG menunjukan rerata lama dirawat :
6,7 hari
Rencana pemulangan : Mungkin memerlukan bantuan dalam
tugas pemeliharaan dan pengaturan rumah.

E. Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas b.d
 Kelemahan umum : penurunan kekuatan / ketahanan ; nyeri
 Mengalami keterbatasan aktivitas ; depresi
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
 Kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolic : anoreksia, mual / muntah
 Gangguan absorbsi dan metabolism pencernaan makanan : penurunan peristaltic ( reflex visceral ), empedu tertahan.
 Peningkatan kebutuhan kalori / status hipermetabolik
3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d
 Kehilangan berlebihan melalui muntah dan diare, perpindahan area ketiga ( asites )
 Gangguan proses pembekuan
4. Harga diri rendah situasional b.d
 Gejala jengkel / marah, terkurung / isolasi, sakit lama / periode penyembuhan
5. Resiko tinggi terhadap infeksi b.d
 Pertahanan primer tidak adekuat ( contoh leucopenia, penekanan respons inflamasi ) dan depresi imun
 Malnutrisi
 Kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan pada pathogen
6. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit / jaringan b.d
 Zat kimia ; akumulasi garam empedu dalam jaringan
7. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d
 Kurang terpajan / mengingat : salah interpretasi informasi.
 Tidak mengenal sumber informasi

F. Perencanaan.
1. Intoleransi aktivitas b.d
 Kelemahan umum / penurunan kekuatan/ketahanan; nyeri
 Mengalami keterbatasan aktivitas; depresi
Mandiri:
 Tingkatkan tirah baring/duduk. Berikan lingkungan tenang; batasi pengunjung sesuai keperluan.
Rasional : Meningkatkan istirahat dan ketenangan.
Menyediakan energy yang digunakan untuk penyembuhan. Aktivitas dan posisi duduk tegak diyakini menurunkan aliran darah kekaki, yang mencegah sirkulasi optimal ke sel hati.
 Ubah posisi dengan sering. Berikan perawatankulit yang baik.
Rasional : Meningkatkan fungsi pernapasan dan
meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk menurunkan risiko kerusakan jaringan

 Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi.
Rasional : Memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa
gangguan.
 Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantu melakukan latihan rentang gerak sendi pasif/aktif.
Rasional : Tirah baring lama dapat menurunkan
kemampuan. Ini dapat terjadi karena keterbatasan aktivitas yang mengganggu periode istirahat.
 Dorong penggunaan teknik manajemen stress, contoh relaksasi progresif, visualisasi, bimbingan imajinasi
Rasional : Meningkatkan relaksasi dan penghematan
energy, memusatkan kembali perhatian, dan dapat meningkatkan koping.
 Awasi terulangnya anoreksia dan nyerri tekan pembesaran hati.
Rasional : Menunjukan kurangnya resolusi/eksaserbasi
penyakit, memerlukan istirahat lanjut, mengganti program terapi.
Kolaborasi :
 Berikan antidote atau bantu dalam prosedur sesuai indikasi ( contoh lavase, katarsis, hiperventilasi ) tergantung pada pemajanan.
Rasional : Membuang agen penyebab pada hepatitis toksik
dapat membatasi derajat kerusakan jaringan.
 Berikan obat sesuai indikasi: sedative, agen antiansietas, contoh diazepam ( valium ); lorazepam ( antivan ).
Rasional : Membantu dalam manajemen kebutuhan tidur.
Catatan : penggunanan barbiturate dan tranquilizer seperti compazine dan thorazine, dikontraindikasi sehubungan dengan efek hepatotoksik.
 Awasi kadar enzim hati
Rasional : Membantu menentukan kadar aktivitas tepat,
sebagai peningkatan premature pada potensial resiko berulang.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
 Kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolic ; anareksia, mual/muntah.
 Gangguan absorpsi dan metabolisme pencernaan makanan : penurunan peristaltic ( reflek visceral ), empedu bertahan.
Mandiri :
 Awasi pemasukan diet/jumlah kalori. Berikan makan sedikit dalam frekuensi sering dan tawarkan makan pagi paling besar
Rasional : Makan banyak sulit untuk mengatur bila pasien
anoreksi. Anoreksi juga paling buruk selama siang hari, membuat masukan makanan yang sulit pada sore hari
 Berikan perawatan mulut sebelum makan
Rasional : Menghilangkan rasa tak enak dapat
meningkatkan nafsu makan
 Anjurkan makan pada posisi duduk tegak
Rasional : Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan
dapat meningkatkan pemasukan
 Dorong pemasukan sari jeruk, minuman karbonat dan permen berat sepanjang hari
Rasional : Bahan ini merupakan ekstra kalori dan dapat
lebih mudah dicerna / toleran bila makanan lain tidak.
Kolaborasi :
 Konsul pada ahli diet, dukungan tim nutrisi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan pasien, dengan masukan lemak dan protein sesuai toleransi
Rasional : Berguna dalam membuat program diet untuk
memnuhi kebutuhan individu, metabolisme lemak bervariasi tergantung pada produksi dan pengeluaran empedu dan perlunya pembatasan masukan lemak bila terjadi diare. Bila toleran, masukan normal atau lebih protein akan membantu regenarasi hati. Pembatasan protein diindikasikan pada penyakit berat ( contoh hepatitis kronis ) karena akumulasi produk akhir metabolisme protein dapat mencetuskan hepatic ensefalopati.
 Awasi glukosa darah
Rasional : Hiperglikemia/hipoglikemia dapat terjadi,
memrlukan perubahan diet/pemberian insulin.

 Berikan obat sesuai indikasi :
Antiemetik, contoh metalopramide (reglan); Trimentrobenzamid (tigan).
Rasional : Diberikan ½ jam sebelum makan, dapat
menurunkan mual dan meningkatkan toleransi pada makanan. Catatan : Compazine dikontraindikasikan pada penyakit hati
 Antasida, contoh Mylanta, titralac
Rasional : Kerja pada asam gaster, dapat menurunkan
iritasi/risiko perdarahan


 Vitamin contoh B komplek,C, tambahan diet lain sesuai indikasi
Rasional : Memperbaiki kekurangan dan membantu proses
penyembuhan
 Terapi steroid, contoh prednisone ( deltasone ) tunggal atau kombinasi dengan azatioprin ( imuran )
Rasional : Steroid dikontraindikasikan karena
meningkatkan risiko berulang / terjadinya hepatitis kronis pada pasien dengan hepatitis virus. Namun, efek anti inflamasi mungkin berguna pada hepatitis aktif kronis ( khususnya idiopatik ) untuk menurunkan mual / muntah dan memampukan pasien untuk mengkomsumsi makanan dan cairan. Steroid dapat menurunkan aminotransferase serum dan kadar bilirubin, tetapi tidak mempengaruhi nekrosis hati atau regenerasi. Kombinasi terapi mempunyai efek samping lebih sedikit.
 Berikan tambahan makanan / nutrisi dukungan total bila dibutuhkan
Rasional : Mungkin perlu untuk memenuhi kebutuhan
kalori bila tanda kekurangan terjadi/gejala memanjang.

3. Resti kekurangan volume cairan b.d
 Kehilangan berlebihan melalui muntah dan diare, perpindahan area ke 3 (asites).
 Gangguan proses pembekuan
Mandiri :
 Awasi masukan dan haluaran, bandingkan dengan berat badan harian. Catat kehilangan melalui usus, contoh muntah dan diare.
Rasional : Memberikan informasi tentang kebutuhan
penggantian/efek terapi. Catatan : Diare dapat berhubungan dengan respons terhadap infeksi dan mungkin terjadi sebagai masalah yang lebih serius dari obstruksi aliran darah portal dengan kongesti vaskuler pada traktus GI atau sebagai hasil penggunaan obat ( neomycin ) laktulosa untuk menurunkan kadar ammonia serum pada adanya ensefalopati hepatic.
 Kaji tanda vital, nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit, dan membrane mukosa.
Rasional : Indikator volume sirkulasi/perfusi.
 Periksa asites atau pembentukan edema. Ukur lingkar abdomen sesuai indikasi.
Rasional : Menurunkan kemungkinan perdarahan
kedalaman jaringan.
 Biarkan pasien menggunakan lap katun/spon dan pembersih mulut untuk sikat gigi.
Rasional : Menghindari trauma dan perdarahan gusi.
 Observasi tanda perdarahan . contoh hematuria/melena, ekimosis, perdarahan terus menerus dari gusi/bekas injeksi.
Rasional : Kadar protrombin menurun dan waktu koagulasi
memenjang bila absorbsi vitamin K tergantung pada traktus GI dan sintesis protrombin menurun karena mempengaruhi hati.
Kolaborasi :
 Awasi nilai labolatorium, contoh Hb/Ht, Na+ albumin, dan waktu pembekuan.
Rasional : Menunjukan hidrasi dan mengidentifikasi retensi
natrium/kadar protein yang dapat menimbulkan pembentukan edema. Defisit pada pembekuan potensial beresiko perdarahan.
 Berikan cairan IV (biasanya glukosa), elektrolit ;
Rasional : Memberikan cairan dan penggantian elektrolit.
 Protein hidrolisat;
Rasional : Memperbaiki kekurangan albumin/protein dapat
membantu mengembalikan cairan dari jaringan kesistem sirkulasi.
 Vitamin K;
Rasional : Karena absorbs tergantung, penambahan dapat
mencegah masalah koagulasi, yang dapat terjadi bila factor pembekuan/waktu protrombin ditekan.
 Antasida atau reseptor H2 antagonis, contoh simetidin ( tagamet )
Rasional : Menetralisir/menurunkan sekresi gaster untuk
merendahkan resiko iritasi/perdarahan gaster
 Obat – obat anti diare, misal ; difenoksilatdan atripin ( lomotil )
Rasional : Mengurangi kehilangan cairan / elektrolit dari
saluran GI
 Plasma beku segar ( fresh frozen plasma / FFP )
Rasional : Mungkin diperlukan untuk menggantikan factor





G. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.ada 3 tahap dalam tindakan keperawatan yaitu :
1) Tahap persiapan
Tahap awal tindakan keperawatan menuntut perawat mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam tindakan.
2) Tahap pelaksanaan
Fokus tahap pelaksanaan tindakan keperawatan adalah pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional.
Tindakan keperawatan dibedakan berdasarkan kewenangan dan tanggung jawab perawat secara profesional sebagaimana terdapat dalam standar praktek keperawatan :
a) Independen
Tindakan keperawatan independen adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah dari dokter atau dari tenaga kesehatan yang lain.
b) Interdependen
Tindakan interdependen adalah tindakan keperawatan atas dasar kerja sama sesama tim perawatan atau tim kesehatan lainnya seperti dokter, fisioterapi, analis kesehatan dan lain lain.
c) Dependen
Tindakan keperawatan dependen adalah tindakan keperawatan atas dasar rujukan profesi lainnya dokter, psikologis, psikiater, ahli gizi, fisioterafi dan lain lain.
Pada pelaksanaan tindakan keperawatan dilakukan secara:
1) Langsung
Ditangani oleh perawat yang menemukan masalah kesehatan klien.
2) Delegasi
Diserahkan kepada orang lain/perawat lain yang dapat dipercaya untuk melakukan tindakan keperawatan klien.
3. Tahap dokumentasi
Pelaksanakan tindakan keperawatan harus di ikuti oleh pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.
H. Evaluasi
Evaluasi adalah mengukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien.
Tehnik penilaian didapatkan dari beberapa cara:
1) Wawancara
Dilakukan pada klien,keluarga,atau orang lain yang ada hubungannya denagn klien
2) Pengamatan
Pengamatan terhadap sikap,pelaksanaan,hasil yang dicapai dan perubahan tingkah laku klien.
Jenis evaluasi ada 2:
1) Evaluasi formatif
Evaluasi yang dilakukan pada saat memberikan in tervensi dengan respon segera.
2) Evaluasi somatif
Merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan analis status pasien pada saat tertentu berdasarkan tujuan rekapitulasi dari hasil yang direncanakan pada tahap perencanaan.
Alternatif keputusan yang dapat dipergunakan perawat dalam menilai ada 3 yaitu:
a) Tujuan tercapai
Jika klien menunjukan perubahan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
b) Tujuan tercapai sebagian
Jika klien menunjukan perubahan sebagian sesuai dengan standar dan kriteria yang telah ditetapkan.
c) Tujuan belum tercapai
Jika klien tidak /belum menunjukkan perubahan dan kemajuan sama sekali dan bahkan timbul masalah baru
Adapun dalam pembuatan evaluasi sumatif berdasarkan SOAP (subjektif, objektif, analisa, planing)subjektif: data yang dihasilkan dari keluhan klien dan keluarga, objektif: data yang diperolah dari hasil observasi dan dari status klien. analisa: data yang dihasilkan dari perbandingan kriteria hasil, respon subjektif, dan respon objektif, dan planing adalah rencana untuk memberikan tindakan asuhan keperawatan selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar