Halaman

Minggu, 06 Februari 2011

LAPORAN PENDAHULUAN SECTIO CAESARIA

Kata Pengantar


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia- Nya, sehingga kelompok dapat menyelesaikan makalah yang merupakan salah satu kewajiban yang harus kami selesaikan pada Praktik Mata Ajar Keperawatan Maternitas ini. Judul kasus yang kami ambil adalah “ Asuhan Keperawatan Pada Ny.N dengan Post Partum Seksio Secaria atasIindikasi Letak Sunsang Ruang Pulau Bunyu di RSAL Mintohardjo.
Dalam menyelesaikan makalah ini kelompok banyak menemukan hambatan, namun berkat bimbingan, pengarahan dan saran dari berbagai pihak akhirnya kelompok dapat menyelesaikan makalah ini, untuk itu kelompok mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar – besarnya kepada yang terhormat :
1. Ibu selaku kepala Ruang Pulau Bunyu
2. Ibu Suhartini selaku Kepala Ruang VK RSAL Dr. Mintohrdjo
3. Ibu selaku wakil kepala ruang Pulau subi
4. Ibu Evi vestasbilivi Skpselaku pembimbing Institusi
5. Seluruh staf di Ruang Pulau Bunyu, Ruang Subi dan Ruang VK, Pembimbing Lahan yang telah banyak memberikan bimbingan selama kami praktik di Ruangan RSAL Dr.Mintohardjo
6. Rekan – rekan mahasiswa dari STIKES Persada Husada Indonesia yang praktik di Rumah Sakit Dr. Mintohardjo
Kelompok menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kelompok mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat membangun untuk membaikkan makalah – makalah kami selanjutnya.



Jakarta, Januari 2008
Kelompok Maternitas RSAL Mintohardjo


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pada masyarakat perlu dikembangkan, salah satunya adalah pelayanan perawatan pada ibu post partum.umumnya pada beberapa Negara berkembang seperti Indonesia, angka kematian ibu yang mengalami persalinan masih tinggi. Penyebab terbesar kematian ibu pada persalinan adalah karena komplikasi dan perawatan pasca persalinan yang tidak baik.Oleh karena itu pelayanan keperawatan pada ibu post partum sangat diperlukan dan perlu mendapatkan perhatian yang utama untuk menurunkan angka kematian ibu post partum akibat komplikasi.
Ibu post partum sangat memerlukan perawatan dan pengawasan dari tenaga kesehatan sehingga diharapkan organ-organ tubuh reproduksi dapat pulih kembali seperti semula (sarwono, 1999). Mobilisasi dini pun diperlukan pada ibu post partum untuk mencegah komplikasi-komplikasi yang akan ditimbulkan dan mempercepat proses pemulihan.
Bila pada tahap persalinan ibu mengalami gangguan pada kehamilannya yang menyebabkan terjadinya kegawatan pada janin, maka harus dilakukan tindakan sesegera mungkin yaitu operasi section caesaria untuk menurunkan resiko kematian ibu dan bayi.
Adapun salah satu indikasi tindakan sactio caesaria adalah letak sungsang dan panggul sempit. Bila tidak dilakukan tindakan segera mungkin dapat menyebabkan gawat janin sehingga bila janin tetap dilahirkan dalam persalinan normal akan mengakibatkan terjadinya aspiksia (Hanifa W,1999).
Berdasarkan uraian diatas, maka kami tertarik untuk mengangkat mkalah seminar keperawatan yang berjudul “Asuhan keperawatan pada Ny.A dengan post partum sectio caesaria atas indikasi letak sungsang Ruang Pulau Bunyu diRSAL Mintohrdjo pada tanggal 7 -10 Januari 2008.



B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memperoleh gambaran secara nyata tentang pelaksanaan keperawatan pada Klien post partum dengan section caesaria atas indikasi letak sungsang.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian pada klien dengan post partum dengan sactio caesaria
b. Dapat menganalisa data yang ditemukan,menegakan diagnosa keperawan serta menentukan prioritas masalah.
c. Dapat membuat rencana asuhan keperawatan pada klien dengan post portum dengan sectio caesaria.
d. Dapat mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien dengan post partum dengan section caesaria.
e. Dapat menganalisa kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan.

C. Ruang Lingkup
Mengingat luasnya permasalahan pada ibu post partum dengan section caesaria maka kelompok membatasi masalah sesuai dengan kasus yang diperoleh yaitu Asuhan keperawatan Ny.A dengan post partum sectio caesaria atas indikasi letak Sunsang, Ruang P.Bunyu diRSAL Mintohardjo .
D. Metode Penulisan
Penyusunan laporan studi kasus ini menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode yang menggambarkan kelompok dalam mengamati dan merawat kasus yang dipilih dalam bentuk laporan penerapan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan secara komprehensif meliputi aspek bio-psiko-sosial-spiritual.
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.Wawancara
Mengumpulkan data melalui komunikasi secara lisan,langsung dengan klien (auto anamnesa) dan komunikasi dengan keluarga klien (allo anamnesa).
3.Pemeriksaan Fisik
a.inspeksi:dilakukan untuk mengetahui keadaan fisik atau psikologi klien dengan cara melihat.
b.Palpasi:dilakukan untuk mengetahui kelainan yang ada dengan cara meraba atau menekan.
c.Perkusi:dilakukan untuk mengetahui apa yang ada dibawah jaringan dengan cara mengetuk.
d.Auskultasi:salah satu tehnik untuk mendapatkan data dengan cara menggunakan stetoskop.
4.Studi Literature
Menggunakan buku-buku sumber guna mendapatkan keterangan dan dasar teoritis yang berkaitan dengan kasus dan masalah yang timbul.
5. Studi Dokumentasi
Mempelajari catatan khusus kesehatan klien guna melengkapi dokumentasi dan mengetahui asuhan keperawatan yang akan dilaksanakan pada klien.

E.Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan laporan studi kasus ini,kami membagi 5 BAB,yaitu:
BAB I : Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah,tujuan penulisan,ruang lingkup ,masalah metode, penulisan dan sistematika menulisan.
BAB II :Tinjauan teoritis terdiri dari konsep meliputi pengertian post partum dan section caesaria jenis indikasi pada post partum,komplikasi, konsep keperawatan meliputi pengkajian,diagnosa keperawatan,tujuan intervensi dan criteria hasil
BAB III :Tinjauan kasus berisi tentang dokumentasi asuhan keperawatan.
BAB IV :Pembahasan meliputi analisa kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktek tentang proses keperawatan (Pengkajian, diagnosa keperawatan sampai dengan evaluasi )
BAB V :Penutupan berisi tentang kesimpulan dan saran pelaksanaan askep.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN




BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.KONSEP DASAR
1.PENGERTIAN
Sectio caesaria adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding rahim.
(Arif Mansjoer, 2002)
Seksio sesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat syatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina.
(Rustam Mokhtar, Edisi 2.1998)
Secsio secaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat ,rhim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram.
(Sarwono Prawirohartjo,2000)
Letak Sungsang adalah janin yang letaknya memanjang (membujur) dalam rahim, kepala berada di fundus dan bokong di bawah.
(Rustam Mokhtar,Edisi 2.1998)

2.JENIS JENIS SECTIO CAESARIA

1.Sectio caesaria transperitonealis profunda
Sectio caesaria transperitonealis propunda dengan insisi di segmen bawah uterus.keunggulan pembedahan ini adalah:
a.Pendarahan luka insisi tidak seberapa banyak.
b.Bahaya peritonitis tidak besar.
c.Perut uterus umumnya kuat sehingga bahaya ruptur uteri dikemudian hari tidak besar karena pada nifas segmen bawah uterus tidak seberapa banyak mengalami kontraksi seperti korpus uteri sehingga luka dapat sembuh lebih sempurna.




2.Sectio ceacaria klasik atau section ceacaria komporal
Pada cectio ceacaria klasik ini di buat kepada korpus uteri,pembedahan ini yang agak mudah dilakukan,hanya di selenggarakan apabila ada halangan untuk melakukan section ceacaria transperitonealis profunda.

3. Sectio ceacaria ekstra peritoneal
Section ceacaria eksrta peritoneal dahulu di lakukan untuk mengurangi bahaya injeksi perporal akan tetapi dengan kemajuan pengobatan terhadap injeksi pembedahan ini sekarang tidak banyak lagi di lakukan.

3.INDIKASI-INDIKASI
a.Indikasi Ibu dengan s c :
Plasenta previa sentralis (Posterior)dan totalis, Panggul sempit, Disproposi cepalo pelvis(ketidak sesuaian antara kepala dan tanggul), Partus lama, Ruptur uteri mengencang, Partus tidak maju, Distosia serviks, Pre eklamsia dan hiprtensi,Disfungsi uterus,Distosia jaringan lunak .
b.Indikasi Janin dengan s c :
1. Letak lintang
2. Letak bokong
3. Presentasi rangap bila reposisi tidak terhenti
4. Presentasi dahi dan muka(letak depleksi)bila reposisi dan cara-cara lain tidak berhasil
5. Gemili menurut easmant,s c di anjurkan
a. 1.Bila janin pertama letak lintang/presentasi bahu
b. 2.Bila terjadi interior
c. 3.Distosia oleh karena tumor
d. 4.Gawat janin
6. Kelainan Uterus :
a. Uterus arkuatus
b. Uterus septus


c. Uterus duplekus
6. Terdapat tumor dipelvisminor yang menggangu masuk kepala janin kepintu atas panggul
4.HAl-HAl YANG PERLU DI PERHATIKAN DALAM SC
1.Sekcio Ceaceria Efektif
Sekcio ceacaria ini di rencanakan lebih dahulu di ketahui bahwa kehamilan harus diselesaikan dengan pembedahan keuntungannya ialah bahwa waktu pembedahan dapat ditentukan oleh dokter yang akan menolongnya dan bahwa persiapan dapat dilakukan dengan baik kerugiannya oleh karena persalinan belum mulai,segmen bawah uterus belum berbentuk dengan baik sehingga menyulitkan pembedahan dan lebih mudah terjadi abonia uteri dengan pendarahan karena uterus mulai dengan kontraksinya.
2.Anastesia
Anastesia umum mempunyai pengaruh depresif pada pusat pernapasan,sehingga kadang-kadang bayi lahir dalam keadaan apnea yang tidak dapat di atasi dengan mudah.selain itu ada pengaruh terhadap tonus uterus,sehingga kadang-kadang timbul pedarahan post partum karena atonia uteri,akan tetapi bahaya tebesar ialah apabila di beri anastesi umum sedangkan lambung penderita tidak kosong pada wanita tidak sadar karena anastesi ada kemungkinan isi lambung masuk kedalam.
3.Transfusi Darah
Perdarahan pada section caesaria lenih banyak daripada persalinan pervaginam.perdarahan ini dapat disebabkan oleh insisi pada uterus ketika pelepasan plasenta mungkin juga karena terjadinya atonia uteri post partum, berhubungan dengan itu,pada tiap-tiap section caesaria perlu diadakan persediaan darah.
4.Pemberian Antibiotic
Walaupun pemberian antibiotic sesudah sectio caesaria efektif dapat dipersoalkan,namun pada persediaanya dianjurkan.


5.KOMPLIKASI
a.Ibu
1. Injeksi purporal
2. Perdarahan
3. Luka dinding kandung kemih
4. Embolisme paru
5. Rupture uteri
b.Bayi
Kematian perinatal

6.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Jumlah darah lengkap,hemoglobin atau hematokrit.mengkaji perubahan
dari kadar pra operasi dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada
pembedahan
b. Urinalisis, kultur urin, darah, vagina dan lokhea, pemeriksaan tambahan
didasarkan pada kebutuhan individual.

7. PERAWATAN
Perawatan post partum dimuali sebenarnya sejak kala uri dengan menghindarkan adanya kemungkinan perdarahan post partum infeksa. Bila laserasi jalan lahir atau luka bekas episiotomi lakukan perawatan luka dengan sebaik-baiknya.
Diit yang diberikan harus bermutu tinggidengan cukup kalori mengandung cukup protein, cairan serta banyak buah-buahan karena wanita tersebut mengalami hemokonsentrasi miksi atau berkemih harus secepatnya dilakukan sendiri. Defeksi atau BAB harus ada dalam 3 hari post partum. Bila wanita itu sangat mengeluh tentang adanya mulas dapat diberi analgesic atau sedatif supaya dapat beristirahat atau tidur.


B.Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Sirkulasi : Kehilangan darah selama prosedur kira-kira 400 – 500 cc
b. Makanan/Cairan :Abdomen lunak dengan tidak ada distensi pada awal.
c.Neurosensori :Kerusakan gerakan dan sensasi dibawah tingkat anestisi spinal epidurald.Nyeri/Ketidaknyamanan: Mungkin mengeluh ketidaknyamanan dari berbagai sumber misalnya trauma bedah atau insisi, nyeri penyerta, distensi kandung kemih atau abdomen, efek-efek anestese, mulut mungkin kering.
e.Pernafasan :Bunyi paru jelas dan vasikuler.
f. Keamanan :Balutan abdomen dapat tampak sedikit noda atau kering dan utuh, bila digunakan, paten, dan sisi bebas eritema bengkak dan nyeri tekan.
g. Seksualitas : Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilicus. Aliran lokhea sedang dan bebas bekuan berlebihan atau banyak

2.Diagnosa Keperawatan
A. Gangguan rasa Nyaman berhubungan dengan Trauma pembedahan
B. Resti terjadinya Infeksi berhubungan dengan Insisi pembedahan bekas operasi
C. Keterbatasan aktifitas berhubungan dengan Kelemahan Fisik karena operasi
D. Kurangnya pengetahuan tentang KB berhubungan dengan Kurangnya informasi
E. Konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot (kelebihan analgesic atau anastesi ,efek – efek progesterol,dehidrasi ,diarepersalinan , kurang masukan , nyeri peritoneal /rectal)
3. Rencana tindakan
A. Diagnosa 1 : Nyeri berhubungan dengan trauma pembedahan
Tujuan :nyeri tidak terjadi
kriteria hasil :
1. Nyeri di bagian abdomen klien sudah berkurang
2. Tampak rileks,mampu tidur atau istirahat dengan tepat.

Intervensi :
a. Tentukan karakteristik dan lokasi ketidak nyamanan.
b. Perhatikan isyarat verbal dan nonverbal seperti ;meringis, kaku,dan gerakan melindungi atau terbatas.
c. Berikan informasi dan petunjuk antisipasi mengenai penyabab ketidak nyamanan dan intervensi yang tepat .
d. Evaluasi tekanandarah dan nadi; perhatikan perubahan prilaku( bedakan antara kegelisahan karena kehilangan darah berlebihan dan karena nyeri.
e. Perhatikan nyeri tekan uterus dan adanya karakteristik nyeri penyerta.
f. Ubah posisi klien, kutrangi rangsangan yang berbahaya, danberikan gosokan punggung .
g. Anjurkan penggunaan teknik pernafasan dan relaksasi dan distraksi .
h. Klien dapat Mengidentifikasi cara untuk menurunkan atau menghilangkan ansietas .
i. Klien dapat melaporkan bahwa ansietas sudah menurun ketingkat yang dapat diatasi.
j. Klien kelihatan rileks, dapat tidur atau istirahat dengan benar.
k. Anjurkan menghindari makanan atau cairan pembentuk gas seperti; kacang- kacangan, kol, minuman karbohidrat, susu murni, minuman terlalu dingin atau panas.
l. Palpasi kandung kemih perhatikan adanya rasa penuh. Memudahkan berkemih periodiksetelah pengangkatan kateter.
m. Anjurkan tirah baring pada posisi datar berbaring, tingkatkan cairan, bantu sesuai kebutuhan pada perawatan klien dan bayi, dan berikan ikatan abnominal jika klien tegak.
n. Inspeksi jaringan payudara dan putting, kaji terhadapadanya pembesaran atau putting pecah.
o. Berikan informasi untuk pasien menyusui tentang peningkatan frekwensi pemberian makan, memberikan kompres panas sebelum menyusui, posisi yang tepat dari bayi, dan mengeluarkan ASI secara manual .
p. Berikan analgesik setiap 3-4 jam, berlanjut dari rute IV atau IM sampai ke rute oral. Berikan obat pada klien yang menyusui 48 – 60 menit sebelum menyusui.

B. Diagnosa 2 :Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan atau kulit rusak.
Tujuan : Resiko tinggi infeksi tidak terjsdi
Kriteria hasil:
1.Mendemonstrasikan teknik-teknik untuk menurunkan resiko-resiko dan meningkatkan penyembuhan.
2.Menunjukan luka bekas dari drainase purulen dengan tanda awal penyembuhan, uterus lunak atau tidak nyeri tekan, dengan aliran dan karakter lochea normal.
Intervensi:
a. Anjurkan cuci tangan dengan cermat dan pengalas kotoran, pembalut prinial, dan linen terkontaminasi dengan tepat.
b. Tinjau ulang HB dan HT prenatal, perhatikan ada kondisi yang mempredisposisikan klien pada infeksi pascaoperasi.
c. Infeksi balutan abdominal terhadap eksudat atau rembesan.

C. Diagnosa 3 :Keterbatasan aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik karena operasi
Tujuan :Tidak terjadi kelemahan fisik
Kriteria hasil :
1. Dalam beraktifitas klien tidak dibantu lagi
2. Klien tidak tampak lemah
3. TTV klien dalam batas normal
Intervensi :
a. Kaji TTV klien
b. Anjurkan klien untuk latihan gerak
c. Kaji status nutrisi klien
d. Kaji tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktifitas

D. Diagnosa 4 :
E. Diagnosa 5 :Konstipasi berhubungan dengan berhubungan dengan tonus otot (kelebihan analgesic atau anastesi , efek – efek progesterol , dehidrasi ,diare persalinan , kurang masukan , nyeri peritoneal / rectal ).
Tujuan :Pola kebiasaanBAB dapat kembali seperti semula
Kriteria hasil :
1. Kembalinya motilitas usus dibuktikan oleh bising usus aktif dan kelurnya flatus .
2. Mendapatkan kembali pola eliminasi biasanya / optimal pasca partum .
Intervensi :
a. Auskultasi terhadap adanya bising usus pada kempat kuadran setiap empat jam setelah kelahiran
b. Palpasi abdomen perhatikan distensi atau ketidak nymanan.
c. Tingkatkan intake ycairan oral yang adekuat (misal ; 6 – 8 gelas air / hari )bila masukan oral sudah mulai kembali. Anjurkan peningkatan diet makanan kasar dan buah – buah segar dan sayuran .
d. Anjurkan latihan kaki dan pengencagan abdominal, tingkatkan ambulasi dini .
4. Pelaksaaan
Pelaksanaan bertujuan untuk mengatasi diagnosa dan masalah keperawatan, kolaborasi dan membantu dalam pencapaian tujuan yang ditetapkan dan mempasilitas koping, tahapan tindakan keperawatan ada 3 antara lain :


1. Persiapan : Perawat menyiapkan segala sesuatu yang perlu dalam tindakan
keperawatan, yaitu mengulang tindakan keperawatan yang diidentifikasikan pada tahap intervensi,menganalisa pengetahuan dan ketermpilan yang diperlukan dalam mengetahui komplikasi dari tindakan yang mungkin muncul, menentukan kelengkapan dan menentukan lingkungan yang kondusif. Mengidentifikasi aspek hukum dan kode etik terhadap resiko dari kesalahan tindakan.
2. Intervensi : Pelaksanaan tindakan keperawatan yang bertjuan untuk
memenuhi kebutuhan fisik dan emosional, adapun sifat tindakan keperawatan yaitu independen, interindependen,dan dependen.
3. Dokumentasi: Mendokumentasikan suatu proses keperawatan secara lengkap
dan akurat.

5.Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang bertujuan melihat sejauh mana diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan dan mengevaluasi kesalahan yang terjadi selama pengkajian, analisa, intervensi, mengimplementasi keperawatan.
a. Formatif
Evaluasi setelah rencana keperawata dilakukan untuk membantu keefektifan tindakan yang dilakukan secara berkelanjutan hingga tujuan tercapai.
b.Sumatif
Evaluasi yang diperlukan pada akhir tindakan keperawatan secara obyektif,
fleksibel dan efisien.



BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini kelompok membahas masalah yang ditemukan selama melaksnakan asuhan keperawatan post partum dengan sectio cesaria selama 4 hari di Ruang Pulau Bunyu RSAL Mintohrdjo pada tanggal 05-08 januari 2008, adapun masalah tersebut berupa kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan secara langsung,berikut pemecahannya.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada Ny.N,dengan post partum section cesaria diruang Pulau Bunyu melalui proses perawatan dengan tahap-tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan,dan evaluasi, kelompok membahas kesenjangan yang muncul antara teori dan praktek,dilapangan diantaranya:

A. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan,dimana dalam hal ini kelompok mengkaji klien secara menyeluruh meliputi aspek bio-psiko-sosial dan spiritual.Pada proses pengkajian, kelompok mengumpulkan data melalui wawancara, observasi,catatan medis dan catatan keperawatan.
Dalam memperoleh data pada kasus ini kelompok tidak mengalami kesulitan atau hambatan.Hal ini karena klien cukup terbuka dan berusaha memberikan informasi yang dibutuhkan secara jelas sehingga mudah bagi perawat untuk melakukan tindakan keperawatan.
Dalam landasan teori,klien dengan post partum ditemukan adanya data :adanya kelemahan tonus otot abdomen, tensi turun, keluhan nyeri dan istirahat yang tidak cukup,adanya luka operasi, adanya rasa haus, kurang istirahat dan kurang pengetahuan tentang KB.
Pada klien Ny.N dengan post partum section caesrea dalam tinjauan kasus yang didapat perbedaan dimana klien tidak mengalami gangguan BAB , Resti Infeksi




B. Diagnosa Keperawatan
Dalam menegakkan diagnosa keperawatan yang didapatkan dari hasil pengkajian ditemukan diagnosa yang akurat dari lima diagnosa aktual yang ada dalam teori.Hal ini dapat terjadi karena kelompok melihat secara umum yang terjadi pada klien post partum dengan section caesaria.

DX II : Pada teori terdapat Resti infeksi berhubungan dengan insisi pembedahan bekas operasi ,Sedangkan pada kasus tidak ditemukan karena pada klien tidak ditemukan data-data tentang tanda- tanda infeksi (Rubor,Kalor, Dolor, Tumor, Infungtion laesa)

DX VI : Pada teori terdapat konstipasi berhubungan dengan tonus otot ( distasisrektil, kelebihan analgetik,efek- efek progresteron, dehidrasi, diare persalinan). Sedangkan pada kasus tidak ditemukan dikarenakan klien sudah mendapatkan pola eliminasi biasanya atau optimal dalam empat hari post partum.



C. Perencanaan
Pada tahap perencanaan penulis menyusun rencana tindakan disesuaikan dengan permasalahan yang ada,kemampuan,kondisi,situasi dan sarana yang mendukung.Maka pada tahap perencanaan asuhan keperawatan meliputi penentuan prioritas masalah,penulis menaggunakan teori A.Maslow tentang hierarki lima kebutuhan dasar manusia yang diawali dengan kebutuhan fisiologis,rasa aman dan nyaman,kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki,kebutuhan untuk dahargai dan kebutuhan aktualisasi diri.
Untuk menentukan rencana tindakan pada kasus ini penyusun mengacu pada diagnosa dengan mengarah kepada rencana tindakan masing-masing yang terdapat dalam tinjauan kasus.
Adapun dalam penulisan perencanaan kelompok tidak menuliskan semua rencana yang ada secara teoritis karena disesuaikan dengan kondisi klien, sarana prasarana yang dapat mendukung tindakan terhadap klien.



D. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan yang kelompok lakukan sebagian besar sudah sesuai dengan tinjauan teoritis, adapun pelaksanaan dari masalah dx keperawatan adalah sebagai berikut :

DX I :Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan trauma pembedahan,intervensi yang ada terlaksana.

DX II : Keterbatasan aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik,intervensi yang ada 1 dan sudah terlaksana.

DX VI : Kurang Pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi,intervensi yang ada yaitu : berikan informasi tentang jenis-jenis KB dan keuntungan serta kerugian dalam penggunaan KB tersebut.Intervensi yang ada terlaksana,hal ini disebabkan karena klien jadi mengerti tentang KB.

E. Evaluasi

Evaluasi adalah tahap terakhir dari proses keperawatan dimana dalam melakukan evaluasi terhadap masalahkperawatan yang terjadi pada klien Ny N dengan post partum dengan sectio caesaria, penulis tidak mengalami hambatan.

Hal ini dapat dilihat pada kasus yaitu dari 3 diagnosa yang timbul pada kasus dan semua masalah dapat teratasi, dimana DX I, Nyeri dapat teratasi selama 3 hari,didukung dengan klien mengatakan nyeri hilang dan data objektif ; klien tidak meringis lagi,tidak ada luka bekas operasi,TD : 110/80mmHg,RR : 20 x/menit,N : 88 x/menit,S : 370C.klien dapat melakukan tehnik relaksasi (napas dalam),klien tampak tenang. DX II,Gangguan aktifitas dapat teratasi selama 2 hari,didukung dengan klien sudah bisa bergerak sendiri, klien mengatakan sudah bisa makan sendiri tanpa dibantu, klien sudah bisa miring kiri miring kanan .DX IV ,Kurang pengetahuan dapat teratasi selama 20 menit karena didukung dengan klien mengatakan sudah mengerti macam-macam KB dan klien mampu menjelaskan kembali tantang KB.



BAB V
PENUTUP

Setelah penulis membahas tentang asuhan keperawatan pada Ny N dengan post partum pada persalinan section caesaria dengan indikasi letak sunsang di ruang pulau Laut RSAL Mintohardjo, yang dilaksanakan pada tanggal 05-08 januari 2008. Maka dalam bab ini penulis mencoba untuk menyimpulkan beberapa hal yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.

A.Kesimpulan
Tindakan operasi section caesaria dapat di lakukan bila terjadi indikasi yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi.
1. Pengkajian: Data data yang di dapat pada saat pengkajian kasus berbeda dengan data data pengkajian yang sesuai dengan teori.karena keterbatasan waktu:
Dignosa:Menurut teori diagnosa yang muncul dengan post partum section caesaria yaitu 5 diagnosa keperawatan sedangkan dengan kasus yang muncul ada diagnosa yaitu Nyeri atau ketidak nyamanan, Kterbatasan aktifitas, ,Kurang pengetahuan
2. Perencanaan
Pada tahap perencanaan kelompok menggunakan sumber literatur tentang dan mengenai meyesuaikan dengan kondisi klien dan sarana prasarana yang ada diruangan untuk menunjang tindakan keperawatan.
3. Implementasi
Pelaksanaan keperawatan dapat di laksanakan di dukung oleh adanya kerja sama klien,keluarga,perawat rungan,dan tim kesehatan yang ada di rumah sakit.
4. Evaluasi:
Evaluasi dilakukan setelah melakukan asuhan dalam proses pengobatan dengan menggunakan pendekatan subjektif,objektif,analisa dan plening(SOAP).Kemudian hasil evaluasi di dokumentasikan didalam catatan keperawatan.



B.Saran

1. Saran untuk keperawatan :
a. Hendaknya perawat melakukan kunjungan rumah minimal 1 kali kunjungan agar perawat mengetahui apakah klien mengalami komplikasi infeksi atau tidak.
b. Hendaknya pihak rumah sakit melakukan penyuluhan klien yang di rawat di rumah sakit.

2. Saran untuk mahasiswa :
a. Diharapkan mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan pada klien post partum pada klien section caesaria dengan proses keperawatan yang di ajarkan di kampus.
b. Dalam memberikan penyuluhan(PENKES)Hendaknya penyaji menggunakan bahasa yang mudah di dimengerti dan dipahami oleh klien dan menghindari istilah medis,lihat kesiapan dan respon klien dalam menerima penjelasan materi,gunakan alat yang lengkap pada saat demonstrasi untuk lebih dipahami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar