Halaman

Minggu, 06 Februari 2011

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI

LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI

I. KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN
Halusinasi adalah persepsi tentang sesuatu stimulus eksternal, tanpa adanya suatu sumber stimulus dari dunia luar dan dapat terjadi pada gangguan organik, mental psikosik, sindroma putus obat dan gangguan afektif ( Stuart & Sundeen, 1998)
Distorsi persepsi yang muncul dari pancaindra, persepsi palsu, dengan tidak ada stimulus eksternal dalam kondisi terjaga (Moller, 2005)
Gangguan penerimaan panca indera tanpa adanya sumber rangsang eksternal (Keliat, 2006)
B. PATOFISIOLOGI
1. Etiologi
a. Predisposisi
1. Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak dan susunan saraf pusat dapat menimbulkan abnormalitas otak yang menyebabkan respon neurologik yang maladaptif yang baru mulai dipahami termaksuk hal-hal berikut:
1). Penelitian penalaran sudah mulai menunjukan keterlibatan otak yang lebih luas dalam perkembangan skizofrenia pada area temporal dan limbik paling berhubungan dengan perilaku psikososial.
2). Beberapa kimia otak dikaitakan dengan skizofrenia.
2. Psikologis
Teori psikodinamika untuk terjadinya respon neurologik yang maladaptif belum didukung oleh penelitian.
3. Sosial budaya
Stres yang menumpuk dapat menunjang terhadap aktivitas skizofrenia dan gangguan psikolik lain tetapi tidak diyakini sebagai penyebab utama gangguan.

b. Presipitasi
Menjadi faktor stimulus yang menjadi mencetus terjadinya halusinasi pada klien misalnya dari segi kesehatan , lingkunagn dan sikap atau perilaku.
a. Gerakan yang berkaitan dengan perilaku
b. Respon neurologik maladaptif menimbulkan perilaku yang aneh, tidak enak dipandang, membinggungkan dan tampak tidak dikenal dengan orang lain.
c. Mekanisme koping
d. Perilaku yang mewakili upaya yang melindungi diri sendiri dari pengalaman yang menakutkan yang berhubungan dengan respon neurologik yang menanggulangi ansietas, hanya mempunyai sedikit energi yang tertinggal untuk aktivitas sehari-hari.
e. Proyeksi sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi
f. Menarik diri
2. Tanda dan gejala
a. Berbicara atau tertawa sendiri
b. Bersikap seperti mendengar sesuatu
c. Berhenti berbicara ditengah-tengah kalimat untuk mendengar sesuatu
d. Disorientasi
e. Konsentrasi rendah
f. Pikiran cepat berubah
g. Kekacauan alur pikir
h. Respon yang tideak sesuai

3. Proses terjadi dan perjalanan GSP : Halusinasi
Fase pertama: Comforting
Nonpsikotik, ansietas sedang, halusinasi menyenangkan Klien mengalami stres, cemas, perasaan perpisahan, kesepian yang memuncak dan tidak disesuaikan. Klien mulai melamun dan memikirkan hal-hal yang menyenangkan. Perilaku: meringis, tertawa sendiri, komat-kamit, pergerakan mata cepat, respons verbal lambat, jika ditanya asyik dengan sesuatu, diam



Fase kedua: Condemning
Psikotik ringan, ansietas berat, halusinasi repulsif Kecemasan meningkat, melamun dan berpikir sendiri menjadi koping yang dominan, mulai merasakan ada bisikan yang tidak jelas. Biasanya perasaan ini tidak ingin diketahui orang lain dan masih dapat mengendalikannya.
Perilaku: peningkatan gejala SSO ansietas seperti HR ↑, RR ↑, TD ↑, rentang perhatian <<<, asyik dengan sensorik, kehilangan kemampuan membedakan realitas
Fase ketiga: Controlling
psikotik, ansietas berat, halusinasi omnipoten Bisikan, suara-suara, bayangan-bayangan, perubahan sensorik lain jika ada semakin menonjol. Halusinasi menguasai dan mengendalikan klien. Klien menjadi terbiasa dan tidak berdaya terhadap halusinasi Perilaku: perintah halusinasi diikuti, kesulitan berhubungan dengan orang lain, rentang perhatian detik/menit, gejala fisik ansietas berat: berkeringat, tremor, ketidakmampuan mengikuti perintah
Fase keempat: Conquering
psikotik berat, ansietas panik, berbaur dengan waham
Isi halusinasi berubah menjadi memerintah dan memarahi klien, klien menjadi takut, tidak berdaya, hilang kendali dan tidak dapat berhubungan secara nyata dengan orang lain dan lingkungannya Perilaku: perilaku teror, panik, bunuh dir/membunuh, kekerasan, agitasi, MD atau kataton, tidak berespons pada perintah kompleks, tidak bisa lebih dari 1 orang
( Menurut Mary C. Townsend, 1998 hal: 156-157).


4. Rentang Respon Neurobiologi
Rentang respons neurobiologis
RESPONS ADAPTIF RESPONS MALADAPTIF

Pikiran logis Pikiran menyimpang kelainan pikiran
Persepsi akurat Ilusi Halusinasi
Emosi konsisten dengan pengalaman Emosi berlebihan ketidakteraturan
Perilaku sesuai perilaku ganjil Isolasi sosial
Hubungan yang harmonis Menarik diri

5. Penatalaksaan
a. Farmakoterapi
 Diazepam (valium)
Indikasi : ansietas psikoneurosis
Aturan pakai : dosis tunggal 5 atau 10 mg akan mengatasi gejala ansietas akut dalam 1 jam, dosis teratur 2-20mg/hari.
 Haloperidol (Haldol, Serenace)
Indikasi : Mania, skizofrenia
Aturan Pakai : dosis 5-10 mg IM dapat diulangi tiap 2 s/d 4 jam. Dosis oral bervariasi 5-20mg/hari.
Efek Samping : efek ekstrapiramidal

]


C.KALISIFIKASI GSP : HALUSINASI
 Halusinasi pendengaran (akustik, auditorik)
Mendengar suara-suara atau bunyi yang tidak ada di lingkungan tetapi proyeksi dari pemikiran atau perasaan dari dalam diri.
 Halusinasi penglihatan (visual)
Melihat seseorang, obyek, atau binatang yang tidak ada dalam lingkungan
 Halusinasi penghidu/penciuman (olfaktorius)
Mencium bau yang tidak ada dalam lingkungan

 Halusinasi pengecapan (gustatorik)
Sensasi rasa yang tidak ada stimulus pada kenyataannya
 Halusinasi perabaan (taktil)
Merasakan sensasi asing dimana tidak ada objek eksternal untuk menstimulasi perasaan tersebut. Biasa terjadi pada delirium tremen



II. ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperwatan, pengelompokan data pada kesehatan pengkajian jiwa .
a. Predisposisi
1. Biologis
2. Psikologis
3. Sosial budaya
b. Presipitasi
Pohon masalah

Risiko Perilaku Kekerasan

Gangguan Persepsi Sensorik: Halusinasi…

Isolasi Sosial

B . Diagnosa keperawatan
GANGGUAN PERSEPSI SENSORIK: HALUSINASI……
 Pendengaran
 Penglihatan
 Perabaan
 Penciuman
 Pengecapan


C.Perencanaan

Tujuan Umum: Klien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya
Tujuan Khusus I (TUK I): Klien dapat membina hubungan saling percaya
Rencana Tindakan :
Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik:
 Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal
 Perkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan perawat berkenalan
 Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai
 Buat kontrak yang jelas
 Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali interaksi
 Tunjukkan sikap empati dan menerima apa adanya
 Beri perhatian pada klien, perhatikan kebutuhan dasar klien
 Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
 Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien

TUK II: Klien dapat mengenal halusinasi
Rencana Tindakan :
 Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
 Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya (dengar/lihat/penghidu/raba/kecap), jika menemukan klien yang sedang berhalusinasi:
 Tanyakan apakah klien mengalami sesuatu (halusinasi dengar/lihat/penghidu/raba/kecap)
 Jika klien menjawab ya, tanyakan apa yang sedang dialaminya
 Katakan bahwa perawat percaya klien mengalami hal tersebut namun perawat sendiri tidak mengalaminya (dengan nada bersahabat tanpa menuduh atau menghakimi)
 Katakan bahwa perawat akan membantu klien
 Jika klien tidak sedang berhalusinasi klarifikasi tantang adanya pengalaman halusinasi, diskusikan dengan klien:
 Isi, waktu, dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, siang, sore atau malam atau sering dan kadang-kadang)
 Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan halusinasi
TUK III: Klien dapat mengendalikan halusinasinya
Rencana Tindakan :
 Identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur, marah, menyibukkan diri, dll)
 Diskusikan cara yang digunakan klien
 Jika cara yang digunakan adaptif beri pujian
 Jika cara yang digunakan maladaptif diskusikan kerugian cara tersebut

TUK IV: Klien mendapat dukungan keluarga dalam mengendalikan halusinasinya
Rencana Tindakan :
 Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan (waktu, tempat dan topik)
 Diskusikan dengan keluarga (pada saat pertemuan keluarga/kunjungan rumah)
 Pengertian halusinasi
 Tanda dan gejala halusinasi
 Proses terjadinya halusinasi


TUK V: Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
Rencana Tindakan :
 Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek samping penggunaan obat
 Pantau klien saat pengguinaan obat
 Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar
 Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter
 Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/perawat jika hal-hal yang tidakk diinginkan
d. Pelaksanaan
PASIEN
SP I
• Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien
• Mengidentifikasi isi halusinasi pasien
• Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
• Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien
• Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
• Mengidentifikasi respons pasien terhadap halusinasi
• Mengajarkan pasien menghardik halusinasi
• Menganjurkan pasien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian
SP II
• Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
• Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain
• Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

SP III
• Mengevaluasi jadwal kegaiatan harian pasien
• Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan (kegiatan yang biasa dilakukan pasien di rumah)
• Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP IV
• Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
• Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur
• Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
e. Evaluasi
 Hubungan saling percaya terbina
 Klien dapat mengenal halusinasi
 Klien dapat mengendalikan halusinasi
 Klien dapat memanfaatkan dukungan keluarga dalam mengatasi halusinasi
 Klien dapat menggunakan obat dengan benar untuk mengendalikan halusinasinya.


DAFTAR PUSTAKA

Kaliat B. A. 1998. Proses keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Maryam R. Siti, S.Kp dkk. 2007. Kebutuhan Dasar Manusia menurut Hierarki Maslaw dan Penerapan dalam keperawatan, Edisi I. Jakarta: EGC.
Suliswati, S.Kp, M. Kes dkk. 2005. Konsep Dasar Keperawatn Jiwa. Jakarta: EGC.



RENCANA KEGIATAN HARIAN
(RADL)
NO Hari , tanggal, jam Ruangan Jenis tindakan ya Tidak Riel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar