Halaman

Minggu, 06 Februari 2011

LAPORAN PENDAHULUAN ISOLASISOSIAL

A. KONSEP DASAR
Isolasi social adalah keadaan di mana individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang lain,tetapi tidak mampu untuk membuat kontrak.
( Carpenito ,2001 )
Isolasi social adalah suatu keadaan kesepian yang di alami oleh orang lain menyatakan sikap yang negative dan mengancam.
( Towsand ,1998 )
Kerusakan Interaksi social adalah suatu keadaan dimana seseorang individu berpartisipasi dalam suatu kualitas yang tidak cukup / berlebih atau kualitas interaksi yang tidak efektif.
( Townsand MC, 1998 )


B. PSIKODINAMIKA
1. Etiologi
a. Faktor Predisposisi
1. Faktor Predisposisi
Pada dasarnya kemampuan hubungan social berkembang sesuai dengan proses tumbuh kembang individu mulai dari bayi sampai usia dewasa lanjut.
Untuk mengembangkan hubungan social yang positif setiap tugas perkembangan sepanjang kehidupan di harapkan di lalui dengan sukses. Kemampuan berperan serta dalam proses hubungan yang diawali dengan kemampuan tergantung pada masa bayi dan berkembang pada masa dewasa dengan kemampuan saling tergantung ( tergantung dan mandiri)
( Budi Anna, 1998 )

2. Faktor Biologis
Faktor genetic dapat menunjang terhadap respon social maladaptive.
Ada bukti terdahulu tentang terjadinya neurotransmitter dalam perkembangan gangguan ini respon tetap masih di perlukan penelitian lebih lanjut.
(Stuart and sundeen ,1998)

3. Faktor Sosiokultural
Isolasi social merupakan factor dalam gangguan berhubungan ini akibat dari nama yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain atau tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak produktif,seperti lansia ,orang cacat dan berpenyakit kronik. Isolasi dapat terjadi karena mengadopsi normal, prilaku dan system nilai yang berbeda dari kelompok budaya mayoritas.
Harapan yang tidak realita terhadap hubungan merupakan factor lain yang berkaitan dengan gangguan ini.
( Stuart and Sundeen,1998 )

b. Faktor presipitasi
Stressor pencetus pada umumnya mencakup kejadian kehidupan yang penuh stress seperti kehilangan yang mempengaruhi kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan menyebabkan ansietas, stressor pencetus dapat dikelompokan dalam kategori :
1.Stressor sosiokiltural
Stress dapat di timbulkan oleh stabilitas unit keluarga dan berpisah dari orang yang berarti dalam kehidupannya ,misalnya karena di rawat di rumah sakit.
2.Stressor psikologik
Ansietas berkepanjangan terjadi bersama dengan keterbatasan kemampuan untuk mengatasi, tuntutan untuk berpisah debgan orang terdekat / kegagalan orang lain untuk memenuuhi kebutuhan untuk ketergantungan dapat menimbulkan ansietas tinggi
3.Mekanisme Koping
Klien ganguan hubungan di tandai dengan prilakunya yang di tunjukan untuk mengatasi cemas dan rasa kesepian seseorang menarik diri :
Menginginkan adanya hubunhan interpersonal tetapi tidak takut dengan orang lain sehingga ia menggambarkan pola cerita dari yang mengakibatkan segala kegiatan dalam kehidupandi tunjukan pada pemuasan dirinya.

Akibat klien jadi kaku , pasif dan tidak dapat melibatkan diri dalam situasi yang baru koping mekanisme yang poalinng sering digunakan adalah regresi itu mempengaruhi kepribadian seseorang yang dapat menimbulkan berpikir autistic,perubahan proses piker dan gangguan komunikasi serta emosional yang tidak adekuat.

2. Proses terjadinya masalah
Pada mulanya individu mertasa dirinya tidak merasa aman dalam berhubungan dengan orang lain,individu yang gagal dalam berinteraksi karena tidak dapat memulai pembicaraan juga akan menyebabkan individu tidaka dapat memulai pembicaraan dengan orang lain dan selalu menyendir,menghindar dari orang lain dan merasa kehilangan hubungan akrab individu tidak mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan,prestasi dan kegagalan individu kesulitan untuk berhubungan spontan dengan orang lain,salah satu cirri mengalami gangguan jiwa “Isolasi social”

3. Komplikasi
Adapun komplikasi dari isolasi sosial dapat mengakibatkan terjadinya perubahan sensori persepsi halusinasi dapat mencederai diri sendiri,orang lain dan lingkungan serta dapat terjadi intookransi aktivitas dan defisit perawatan diri .

4. Tanda dan Gejala
Observasi yang dilakukan pada klien akan di temukan :
1. Apatis,ekspresi sedih,tumpul,
2. Menghindari dari orang lain (menyendiri ) klien tampak memisahkan diri dari dari orang lain misalnya pada saat makan
3. komunikasi kurang atau tidak ada ,klien tampak ngobrol dengan klien atau perawat.
4. Tidak ada kontak mata, klien lebih sering menunduk.
5. Berdiam di kamar / tempat terpisah,klien kurang mobilitasnya.
6. Menolak berhubungan dengan orang lain,klien memutuskan percakapan atau pergi jika di ajak ngobrol-ngobrol.
7. Tidak melakukan kegiatan sehari-hari,artinya perawatan diri dan kegiatan rumah tangga sehari-hari tidak dilakukan .

8. Posisi janin pada saat tidur
9. Data subyektifnya sukar di dapat jika klien menolak berkomunikasi ,beberapa data subyektif adalah menjawab dengan singkat kata-kata “tidak”,”ya”,”tidak tahu”

C. RENTANG RESPON
Manusia adalah mahkluk social untuk mencapai kepuasan dalam kehidupan.mereka harus membina hubungan interpersonal yang positif. Hubungan interpersonal yang sehat terjadi jika individu yang terlibat saling merasakan kedekatan sementara identitas pribadi masih tetap dipertahankan, juga perlu untuk membina perasaan saling membantu dan kemandirian dalam suatu hubungan .prilaku yang teramati pada respon social maladaptive mewakili agar individu untuk mengatasi ansietas yang berhubungan dengan kesepian,rasa takut kemarahan ,malu bersalah dan merasa tidak aman, sering kali respon yang terjadi meliputi manipulasi ,narkikisme dan impulsive





Keterangan dari rentang respon :

Rentang Respon





Respon Adaftif Respon Maladaftif

Solitut Kesepian Manipulasi
Otonomi Menarik diri Impulsive
Kebersamaan Ketergantungan Narkikisme
Saling ketergantungan

1.Respon adaptif
Adalah respon yang masih dapat diterima oleh norma asal dan budaya secara umum dan berlaku dimasyarakat umum di mana individu dalam menyelesaikan masalahnya masih dalam batas normal .adapun respon adaptif meliputi :



a. Menyendiri atau solitude adalah respon yang di butuhkan individu untuk merenungkan apa yang telah dilakukan di lingkungan sosialnya
b. Otonomi adalah emampuan individu untuk menentukan dan menyaqmpaikan ide ,pikiran dan perasaan dalam berhubungan social .
c. Kebersamaan adalah suatu kondisi hubungan interpersonal di mana individu Mampu untuk saling memberi dan menerima
d. Saling ketergantungan adalah saling ketergantungan individu dengan orang lain dalm membina hubungan interpersonal.


2.Respon antara adaptif dan maladatif

a. Kesepian
Individu sulit untuk melakukan hubungan interpersonal dan sulit untuk membicarakan dengan orang lain dan dapat menimbulkan kecemasan orang lain.
b. Isolasi social
Individu merasa sulit untuk berinteraksi dan selalu menghindar serta diisolasikan
oleh orang lain.
c. Ketergantungan
Hubungan indivudu sangat tergantung dengan orang lain dan rasa percaya diri
kurang dalam mengembangkan kemampuannya.

3. Respon maladaptif
Adapun respon individu dalam menyelesaikan masalahnya yang menyimpang dari norma-norma social dan budaya suatu tempat.adapun respon maladaptive melipiti:
a. Manipulasi
Dimana orang lain di perlukan sebagai obyek hubungan terpusat pada masalah pengendalian individu berorientasi pada diri sendiri atau pada tujuan,bukan pada orang lain.

b.Impulsif

Klien tidak mampu merencanakan sesuatu tidak mau belajar dari pengalaman yang buruk dan tidak sdapat di andalkan.

c. Narkikisme
Harga diri rapuh atau rendah ,secara terus-menerus berusaha mendapatkan penghargaan atau pujian,sikap egosentris dan pencemburu.

D.TEST DIAGNOSTIK
Pemeriksaan penunjang pada keperawatan jiwa :
1. Minnesolla Multiphasic Personality Inventory ( MMPI ) adalah suatu bentuk pengujian yang dilakukan oleh psikiater dan psikolog dalam menentukan kepribadian seseorang yang terdiri dari 556 pernyataan benar atau salah .
2. Elektroensefalografik ( EEG )
Suatu pemeriksaan dalam psikiatri untuk membantu membedakan antara etiologi fungsional dan organik dalam kelainan mental
3. Test Laboratorium kromosom darah untuk mengetahui apakah gngguan jiwa disebabkan oleh genetic
4. Rontgen kepala untuk mengetahui apakah gangguan jiwa disebabkan kelainan struktur anatomi tubuh.

E. PSIKOFORMAKA
1.Clorpremazie (CPz)
a.Indikasi
Untuk sindrom penyakit yaitu berdaya berat dalam kemampuan menilai realitas kesadaran diri terganggu ,daya nilai normal social dan titik diri terganggu.
b.Mekanisme kerja
Memblokade dopamine pada reseptor pasca inap di otak khususnya system ekstra piramida.
c.Efek samping
1.Sedasi
2.Gangguan otonomi (hipotensi,antikolinergik/porasimpatik,mulut kering ,hidung tersumbat,mata kabur ).

2.Haloperidol (HLP)
a.Indikasi
Berdaya berat dalam kemampuan menilai realita dalam fungsi netral serta dalam fungsi kehidupan sehari-hari.

b.Mekanisme kerja
Obat anti psikosis dalam memblokade,dopamine pada reseptor pasca simpatik neuron di otak khususnya system limbic dan system ekstra piramida.

c.Efek samping
Sedasi dan inhibisi psikomotor gangguan otonomik,mulut keriung,hidung tersumbat ,pandangan mata kabur

3.Trihexyphenidly (THP)
a.Indikasi
Segala jenis penyakit Parkinson
b.Mekanisme kerja
Sinergis dengan obat anti depresan
c.Efek samping
Mulutkering,penglihatankabur,pusing,muntah,bingung,konstipasi,takikardia, retensi urin.
d.Kontra Indikasi
Hypersensitif terhadap trihexypenidyl, glaucoma sudut sempit, psokosis berat, psikoneurosis, hypertropi prostate dan obstruksi saluran cerna.

F. ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian Keperawatan
Tahap pengkajian merupakan tahap awal yang meliputi factor predisposisi,factor presipitasi, prilaku dan mekanisme koping.
a. Faktor predisposisi
1.Faktor genetik
Dapat menunjang terhadap respon social maladaptive ,ada bukti terdahulu tentang terlibatnya neurotransmitter dalam perkembangan gangguan ini, namun masih diperlukjan penelitian.
2. Faktor perkembangan
Tiap gangguan dalam tugas perkembangan yang disebutkan akan mencetuskan seseorang sehingga mempunyai masalah respon social maladaptif.

3. Faktor komunikasi dalam keluarga
Keluarga yang memberikan penilaian negative pada anak,seperti tidak membolehkan anak mengungkapkan pendapatnya,orang tua yang selalu ingin mengikuti semua keinginan orang tua akan menyebabkan atau menpengaruhi respon sosial maladaptif.

4. Akibat dari norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain atau tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak proaktif,seperti orang cacat dan berpenyakit kronik.

b. Faktor presipitasi

1. Stressor sosiokultural
a.Menurunnya stabilitas unit keluarga.
b.Terpisah dari orang yang berarti dalam kehidupan.
c. Pindah tempat tinggal.
2. Stressor psikologis
a. Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan keterbatasan
b.Tuntutan untuk berpisah dengan orang lain atau kegagalan orang lain untuk
memenuhi kebutuhannya.
3. Koping mekanisme
Individu yang mempunyai respon social maladaptive menggunakan berbagai mekanisme dalam yupaya untuk mengatasi ansietas proyeksi pemisahan :melaporkan kesalahan pada orang lain,merendahkan orang lain.
(stuart and sundeen,1998)


2. Pohon Masalah

Resiko gangguan sensori persepsi :Halusinasi



Isolasin social



Harga Diri Rendah

3. Masalah Keperawatan
1. Isolasi Sosial
2. Harga Diri Rendah
3. Resiko gangguan sensori persepsi Halusinasi

4. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi Sosial
2. Harga Diri Rendah
3. Resiko gangguan sensori persepsi : halusinasi

5 . Rencana Tindakan Keperawatan
Isosial Sosial
1.Tujuan Umum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain
2. Tujuan Khusus :
a. Bina hubungan saling percaya
1. Bina hubungan saling percaya dengan : Salam terapeutik, Perkenalkan d
diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan tenang, buat kontrak
yang jelas.
2.Beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
3.Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
2. Setiap bertemu klien hindari memberi penilaian yang negatif.
3. Utamakan memberi pujian yang realistis
c. Klien dapat menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
1. Diskusikan dengan klien dengan kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit.
2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya setelah pulang sesuai dengan kondisi sakit.
d. Klien dapat menetapkan atau merencanakan kegiatan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki
1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai dengan kemampuan kegiatan mandiri, klien dengan bantuan sebagian, kegiatan yang membutuhkan bantuan total.
2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi klien.
3. Beri contoh cara pelaksanaan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan
e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi dan kemampuan klien
1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah dilaksanakaan
2. Beri pujian atas keberhasilan klien
3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah.

Isosial Sosial
Tujuan Umum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain
Tujuan Khusus :
a. Bina hubungan saling percaya
1. Bina hubungan saling percaya dengan : Salam terapeutik, Perkenalkan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan tenang, buat kontrak yang jelas.
2. Beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
3. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
2. Setiap bertemu klien hindari memberi penilaian yang negatif.
3. Utamakan memberi pujian yang realistis
c. Klien dapat menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
1. Diskusikan dengan klien dengan kemampuan yang masih dapat digunakan
selama sakit.
2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya setelah
pulang sesuai dengan kondisi sakit.
d. Klien dapat menetapkan atau merencanakan kegiatan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki
1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai dengan kemampuan kegiatan mandiri, klien dengan bantuan sebagian, kegiatan yang membutuhkan bantuan total.
2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi klien.
3. Beri contoh cara pelaksanaan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan
e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi dan kemampuan klien
1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah dilaksanakaan
2. Beri pujian atas keberhasilan klien
3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah.

Harga Diri Rendah
1.Tujuan umum :
Klien memiliki konsep diri yang positif
2. Tujuan khusus :
1. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki, dengan kriteria hasil : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan aspek positif yang dimiliki, kemampuan yang dimiliki klien, aspek positif keluarga, aspek positif lingkungan yang dimiliki.
2. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan dengan criteria hasil : Klien dapat menilai Kemampuan yang digunakan
3. klien dapat menetapkan, merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, dengan criteria hasil : Klien dapat menetapkan, merencanakan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki.
4. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya, dengan criteria hasil : Klien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi sakit dan kemampuan.
5. Klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada dikeluarga.
6. Klien dapat memasukan kegiatan dalam jadwal kegiatan harian

6. Evaluasi
a. Diagnosa 1 : Isolasi Sosial
1. Tidak terjadi perubahan sensori persepsi
2. Klien mengetahui penyebab Isolasi social
3. Klien mengetahui keuntungan bergaul dengan orang lein
4. Klien mampu berinteraksi dengan orang lain.

b. Diagnosa 2 : Harga Diri Rendah
1. Klien mengungkapkan perasaannya terhadap penyakit yang diderita
2. Klien menyebutkan aspek positif dan kemampuan dirinya ( fisik, intelektual, system pendukung ).
3. Klien berperan serta dalam perawatan diri
4. Klien percaya diri menetapkan keinginan atau tujun yang realitas.

DAFTAR PUSTAKA


Keliat B.A, 1998, Proses keperawatan kesehatan jiwa, Jakarta : Penerbit buku Kedokteran : EGC.

Maryam R. Siti, S.Kp dkk, 2007, Kebutuhan Dasar Manusia Berdasarkan Hierarki Maslow dan Penerapannya Dalam Keperawatan, ed.1, Jakarta : Penerbit Semesta Media.

Nurjannah Intansari, S.Kp, 2004, Manajemen Proses Keperawatan dan Hubungan Terapeutik Perawat – Klien, Jakarta : Mocomedia.

Stuart G.W. and Sandra J. Sundeen, 1998, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC.

Suliswati, S.Kp, M.Kes dkk, 2005, Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa, Jakarta : EGC.

Townsend Mary C, 1998, Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri, ed. 3, Jakarta : EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar